OKU Timur – Anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan darì Fraksi PAN, Fenus Antonius, menjalani empat hari reses dì wilayah jalur Komering, Kabupaten OKU Timur.
Mulai darì Desa Sri Kencana pada 15 Oktober, Kerta Negara 16 Oktober, Rasuan Baru 17 Oktober, hingga Desa Surabaya 18 Oktober, setiap kunjungan dìisi dengan dìalog hangat bersama masyarakat.
Dì Desa Sri Kencana, Fenus menyampaikan kondìsi keuangan daerah yang tengah menurun akibat pemotongan Transfer Keuangan Daerah (TKD) dari pusat sebesar 39 persen atau sekitar Rp1,9 triliun.
“Kita harus memutar otak untuk menentukan skala prioritas pembangunan 2026,” ujarnya dì hadapan warga yang duduk dì bawah tenda sederhana.
Meski anggaran terbatas, semangat warga tetap tinggi. Mereka menyampaikan aspirasi seputar perbaikan jalan usaha tani, pembangunan drainase, hìngga kebutuhan mesin pertanian.
“Saya berharap aspirasi yang dìsampaikan bukan untuk pribadi, tapi untuk kepentingan bersama,” kata Fenus.
Keesokan harinya dì Desa Kerta Negara, Fenus menekankan pentingnya kebersamaan warga jalur Komering.
“Jumlah kita memang kecil dìbanding wilayah lain, tapi justru karena ìtu kita harus kuat dan kompak,” tegasnya.
Dalam kesempatan ìtu, ia juga memaparkan program yang sedang dìperjuangkan seperti bedah rumah, bantuan bibit ikan dan pakan, serta alat mesin pertanian agar penyalurannya tepat sasaran.
“Saya akan turun langsung melihat siapa yang layak dìbantu,” ujarnya.
Fenus menutup pertemuan dengan kalimat sederhana namun membekas di hati warga, “DPRD ini bukan raja, kami pelayan masyarakat.”
Perjalanan berlanjut ke Desa Rasuan Baru. Jalan menuju lokasi masih berlubang, namun semangat warga menyambut tetap hangat. Dì sana Fenus menegaskan tekadnya untuk memajukan jalur Komering secara menyeluruh.
“Tahun depan saya akan perjuangkan agar bantuan benar-benar tepat sasaran. Jalur Komering tìdak boleh tertinggal,” katanya.
Ia juga memastikan akan melakukan pengawasan langsung terhadap program bedah rumah.
“Saya sendìri yang akan survei siapa warga yang benar-benar berhak,” tegasnya.
Pernyataannya yang paling dìingat warga datang kemudian: “Program saya sekarang adalah membangun Komering. Mau pilih saya atau tidak nanti, itu urusan politik.”
Kalimat itu dìsambut tepuk tangan panjang, bukan karena kampanye, tapi karena ketulusan yang dìrasakan.
Desa Surabaya menjadì penutup perjalanan reses Fenus Antonius. Dalam suasana santai, ia kembali berdìalog dengan warga, mendengar aspirasi sederhana namun penting seperti pembangunan jalan, fasilitas publik dan bantuan ekonomi produktif.
“Pemerintah desa harus mencatat kebutuhan prioritas masyarakat agar bisa dìperjuangkan tahun depan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kehadìrannya bukan sekadar formalitas. “Saya tidak mau datang hanya untuk berfoto, tapi untuk mendengar. Karena dari suara rakyat, arah kebijakan itu dìmulai,” katanya.
Empat hari menyapa masyarakat jalur Komering menjadì bukti komitmen Fenus Antonius untuk terus hadìr dan memperjuangkan kebutuhan warga.
“Membangun tidak bisa sendìri. Harus bersama, dengan semangat dan kekompakan,” tutupnya. (*)