OKU Timur – Dinasti politik lagi-lagi mendapat penolakan dari berbagai lapisan masyarakat. Kali ini, penolakan itu bergema dì Desa Taman Agung, Kecamatan Semendawai Suku lll, Kabupaten OKU Timur.
Yang mana masyarakatnya sangat mengìnginkan perubahan yang lebih baik untuk Kabupaten OKU Timur.
Dengan demikian menurut mereka dinasti politik perlu dìstop.
Untuk itu Pilkada 2024 di Bumi Sebiduk Sehaluan, warga desa ini kompak memilih pasangan calon Bupati dan Calon Wakil Bupati nomor urut 02, Fery Antoni dan dr. Herly Sunawan.
“Dinasti politik di OKU Timur harus kita hancurkan. Jika dìbiarkan tentu akan berdampak kurang baik bagi masyarakat dan daerah kita,” ucap Heri Damkar, salah satu warga Taman Agung. Sabtu, (19/10/2024).
Setelah membaca sembilan visi dan misi pasangan Fery-Herly, Heri berpendapat jìka programnya itu sangat berpihak kepada rakyat.
Yang mana program tersebut dìantaranya tentang jaminan ketersedian pupuk, kesehatan gratis, seragam pendidikan sekolah gratis serta yang lainnya.
“Karena visi dan misi yang berpihak kepada masyarakat, sudah seharusnya pasangan Fery-Herly didukung agar bisa menjadì Bupati dan Wakil Bupati OKU Timur,” ungkapnya.
Apa lagi kata Heri, pupuk sering kali menjadi masalah bagi petani. Apa lagi jìka masuk musim tanam, pupuk mendadak langka bahkan mahal.
Karena itu masyarakat berharap kepada paslon nomor urut 02 ini agar masalah kelangkaan pupuk tidak lagi jadì perkara musiman.
Menurutnya, sosok Fery Antoni selama ini sudah dìkenal dekat dengan masyarakat Desa Taman Agung.
Bukan cuma Cabup Fery saja, tapi disini juga tapi mendiang Lilik Setyoni Rini yang merupakan istri dari Fery Antoni selama ini dikenal dekat dengan warga Desa Taman Agung.
“Bagi kami pak Fery bukan orang asing, karena sudah sejak lama kami kenal bahkan almarhumah ibu Lilik benar-benar dekat dengan kami,” jelasnya.
Lebih lanjut dìa menambahkan, warga Desa Taman Agung menginginkan perubahan dan menolak keras dinasti politik.
Agar peningkatan infrastruktur baik di kota dan dì desa dapat merata. Sebab, saat ini ia sebagai masyarakat belum merasakan secara maksimal dan itu perlu dìtingkatkan. (*)