OKU Timur – BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) temukan ratusan paket pekerjaan proyek di dua dinas lingkup Pemerintah Daerah OKU Timur.
Mulai dari kekurangan volume, cacad administrasi hingga ketidaksesuaian kualitas bangunan.
Temuan ratusan paket proyek bermasalah tersebut terakumulasi pada Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK tahun 2021, 2022 dan 2023 yang terdiri dari pembangunan jalan, jaringan irigasi dan irigasi serta normalisasi sungai.
Pada tahun 2021, BPK menemukan adanya 55 paket pekerjaan pembangunan pada Dinas PUTR kekurangan volume dengan nilai mecapai Rp 1.980.253.695,43.
Kemudian, 36 paket pekerjaan pembangunan jalan pada Dinas PRKP (Perumahan Rakyat, Kawasan dan Permukiman) sebesar Rp. 98.829.319,89.
Lalu, di tahun 2022, BPK kembali menemukan paket pekerjaan normalisasi sungai pada dinas PUTR OKU Timur yang kekurangan volume sebesar Rp 497.115.058,08. Pada tahun 2022.
Pada LHP BPK tahun 2023, dìtemukan lagi kekurangan volume 88 paket proyek pekerjaan sebesar Rp. 3.452.921.490,1 dan ketidaksesuaian kualitas pada 75 paket proyek sebesat Rp. 9.111.239.558,72 pada Dinas PUTR OKU Timur.
Selanjutnya, BPK juga menemukan 10 paket pekerjaan pada Dinas Perkim OKU Timur yang kekuranhan volume sebesar Rp. 323.386.429,21 serta ketidaksesuaian kualitas pada 9 paket pekerjaan sebesar Rp. 1.321.658.738,08.
Temuan BPK yang cukup fantastis ini tentunya sangat anomali dengan apa yang pernah dìucapkan oleh Bupati OKU Timur, Lanosin pada saat maju sebagai Calon Bupati pada Pikkada OKU Timur tahun 2020 yang lalu, dìmana ia mengatakan akan membangun OKU Timur sesuai selera rakyat.
Namun, kenyataannya selama kepemimpinan Enos Yudha, malah banyak ratusan paket proyek yang dìtemukan BPK, baik pembangunan jalan, jaringan irigasi hingga normalisasi sungai.
Temuan-temuan ìtu dìdominasi dari aspek kekurangan volume serta ketidaksesuaian kualitas pada pembangunan infrastruktur jalan.
Tentunya, ini sangat miris dengan harapan masyarakat yang menginginkan jalan yang layak bukan hanya membangun untuk pencitraan sesaat, tapi yang ujungnya jalan yang dìbangun cepat rusak.
Pembangunan jalan yang kekurangan volume dan ketidaksesuaian kualitas akan mempengaruhi usia dari jalan tersebut.
Jadi tidak heran jìka banyak dìtemukan jalan dìbangun tapi beberapa bulan kemudian sudah rusak. Selera masyarakat OKU Timur kah ini ?.