Jakarta, duapuluh4.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mencatat masyarakat penyumbang kredit macet pinjaman online (pinjol) terbanyak merupakan dari kalangan muda yakni Generasi Z ( Gen Z) dan Milenial.
Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Lainnya (PMVL) OJK, Agusman. Jumat, (6/9/2024).
Hal itu berdasarkan data dari perusahaan pinjaman online (pinjol) yang terhitung pada Juli 2024, dimana kredit macet lebih dari 90 hari mencapai 2.53 persen secara year to year (YoY).
Meski demikian, angkat tingkatan wanprestasi 90 hari (TWP90) itu masih terbilang kecil dibandingkan pada bulan sebelumnya, yakni Juni 2024 yang mencapai 2.79 persen.
Dalam katagori itu, ungkap Agusman, Gen Z dan Milenial yang usianya berkisar 19 tahun hingga 34 tahun menjadi penyebab utama TWP90 pada Juli lalu, yang persentasenya hingga 37.17 persen YoY.
“Meski begitu, kredit macet di pinjol sudah mulai berangsur turun dibandingkan dengan data pada Juli 2023 lalu,” ucapnya dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB).
Adapun tingkat kredit macet fintech pada tahun lalu mencapai 3,47 persen secara tahunan. Dengan kata lain, saat ini sudah turun sekitar 0,94 persen.
“Terlihat bahwa kualitas pendanaannya semakin membaik,” kata Agusman.
Lebih jauh lagi, Agusman menyampaikan, OJK juga terus memitigasi risiko kredit macet di pinjol.
Salah satunya yaitu dengan membuat peringatan khusus untuk calon peminjam di website maupun aplikasi resmi pinjol.
“Jadi kami meminta penyelenggara P2P lending alias pinjol untuk membuat peringatan khusus tersebut,” ujarnya lagi.
Ia menyatakan, hal tersebut ditujukan langsung kepada konsumen yang berniat melakukan pinjaman online, termasuk Gen Z hingga Milenial.
“Adapun kalimat peringatannya berbunyi ‘Peringatan! Hati-hati transaksi ini berisiko tinggi. Anda dapat saja mengalami kerugian atau kehilangan uang dengan berutang jika tidak memiliki kemampuan membayar. Pertimbangkan secara bijak sebelum bertransaksi’,” bunyi peringatan tersebut.
Dengan begitu, Agusman berharap pendekatan atau peringatan tersebut akan membantu untuk menyeleksi Gen Z, Milenial, dan siapapun yang ingin bertransaksi di P2P lending (pinjol) untuk lebih sadar sejak awal terhadap risiko yang akan dihadapi ke depannya. (*)